Hashim menyebut, potensi lahan tersebut sebagian besar dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Perumnas, Pertamina, hingga lahan besar yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Lahan milik perusahaan pelat merah itu diharapkan bisa mendukung keberhasilan program 3 juta rumah.
"Danantara kan memiliki sekitar 800 BUMN, BUMN ini sebagian besar ada lahan. Ada yang besar, ada yang luas, seperti Pertamina, PLN, KAI, PTPN. Ini nanti sebagian akan diserahkan untuk program ini," kata Hashim.
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, penggunaan lahan yang merupakan bagian dari aset negara merupakan salah satu skema insentif yang akan diberikan kepada para pengembang.
Fahri mengaku, saat ini skema tersebut tengah diusulkan dan dibahas bersama dengan Kementerian Keuangan, dan stakeholder terkait lainnya. Sebab menurutnya jika harga lahan bisa murah, maka praktis harga rumah juga akan murah dan semakin terjangkau bagi masyarakat.
"Menurut saya, subsidi tanah akan memberikan kebijakan yang lebih kokoh terkait dengan perencanaan kota dan tata ruang. Karena itu bisa memberikan kontrol di mana rumah akan dibangun, menggunakan tanah milik pemerintah, untuk memenuhi permintaan," ucap Fahri dalam acara People-First Housing: A Road Map From Homes To Jobs To Prosperity In Indonesia di Jakarta, Senin (23/6/2025).