JAKARTA, vozpublica.id – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan sejak 10 Februari 2025 menargetkan 60 juta pemeriksaan pada tahun pertama dengan total anggaran sebesar Rp4,7 triliun dari APBN 2025. Program ini menjadi bagian dari pelaksanaan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang menyeluruh, masif, serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Namun, berdasarkan data resmi, hingga pertengahan Juni 2025 atau setelah 5 bulan pelaksanaan, capaian peserta baru mencapai 8,2 juta orang atau sekitar 13,6% dari target tahunan.
Capaian ini menunjukkan adanya tantangan dan memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi pelaksanaan, termasuk penyebaran informasi, kesiapan fasilitas layanan, serta pendekatan berbasis wilayah dan demografi.
“Ketertinggalan capaian program ini harus menjadi momentum refleksi. Perlu ada perbaikan menyeluruh mulai dari manajemen informasi publik, kesiapan layanan, hingga pendekatan yang lebih relevan kondisi wilayah dan masyarakat,” kata Sri Gusni selaku Ketua DPP Bidang Kesehatan Masyarakat dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Hingga saat ini, cakupan tertinggi berasal dari wilayah Indonesia bagian barat, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, yang menyumbang hampir 60% dari total peserta se-Indonesia. Sebaliknya, wilayah Indonesia bagian Timur seperti Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan masih sangat rendah.
Dia menilai, kondisi ini mencerminkan kesenjangan yang masih tajam dalam akses layanan kesehatan, khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).