JAKARTA, vozpublica.id - Kronologi Pasar Taman Puring terbakar menjadi peristiwa tragis yang mengguncang Jakarta Selatan pada Senin, 28 Juli 2025. Kebakaran hebat ini terjadi di Pasar Taman Puring yang berlokasi di Jalan Kyai Maja 37-42, RT.7/RW.1, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru.
Peristiwa ini mengundang perhatian banyak pihak karena dampaknya yang sangat luas, tidak hanya bagi para pedagang pasar, namun juga operasional transportasi publik di sekitarnya.
Berdasarkan data dari Command Center Disgulkarmat DKI Jakarta, kebakaran pertama kali dilaporkan pada pukul 18.02 WIB melalui telepon dari warga ke Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.
Respons cepat datang dari petugas pemadam kebakaran. Enam unit mobil pemadam dari Pos Kramat Pela beserta 34 unit dan total 115 personil dikerahkan untuk memadamkan api. Mereka tiba di lokasi hanya dalam waktu 6 menit, yakni pukul 18.08 WIB, dan langsung memulai operasi pemadaman pada pukul 18.10 WIB.
Upaya pemadaman ini berlangsung intensif mengingat karakteristik bangunan pasar semi permanen dan rapat, sehingga api dengan mudah merambat ke kios-kios sekitar.
“Pihak keamanan melihat asap dari Blok D dan E Pasar Taman Puring, Pihak Keamanan mencoba memadamkan api tapi tidakberhasil, lalu menghubungi petugas terkait,” kata Isnawa Adji Kepala BPBD DKI Jakarta, Senin (28/7/2025).
Saat ini kata Isnawa, petugas gabungan sedang melakukan evakuasi dan pendinginan. “Tidak ada perambatan ke pemukiman warga,” tambah Isnawa.
Dalam proses pemadaman yang berlangsung, para pedagang panik dan mencoba menyelamatkan barang dagangan mereka.
Namun, sebagian besar kios sudah tertutup sehingga banyak pedagang tidak sempat menyelamatkan barang dagangan hingga api membesar. Api yang besar dan asap tebal bahkan menyebabkan gangguan lalu lintas di sekitar Jalan Kyai Maja, termasuk keterlambatan layanan bus Transjakarta Koridor 13 rute 13B dan L13E.
Sejarah mencatat bahwa Pasar Taman Puring bukan kali ini saja mengalami kebakaran besar. Pada tahun 2002 sebanyak 580 kios juga pernah hangus terbakar, yang kala itu juga diduga akibat hubungan arus pendek listrik dan kondisi angin kencang yang memperparah bencana.