WASHINGTON, vozpublica.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan pemerintahannya sebenarnya telah berusaha memperingatkan Qatar soal serangan Israel pada Selasa (9/9/2025), namun terlambat. Hal itu disampaikan Trump setelah serangan udara Israel terhadap sebuah bangunan di Doha.
Serangan itu menewaskan sedikitnya lima orang, namun tak satu pun pimpinan Hamas yang menjadi korban tewas. Delegasi Hamas dan para pimpinannya sedang berkumpul di tempat itu membahas proposal gencatan senjata yang diajukan Trump.
Trump mengungkapkan sudah mendapatkan informasi lebih dulu dari Israel sebelum serangan berlangsung. Dia lantas memerintahkan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk segera memberi tahu Qatar. Namun peringatan itu datang terlambat.
“Saya segera memerintahkan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk memberi tahu Qatar mengenai serangan yang akan datang, namun sayangnya terlambat untuk menghentikan serangan,” ujarnya, dalam posting-an di Truth Social, dikutip Rabu (10/9/2025).
Pernyataan Trump ini berbeda dengan versi pemerintah Qatar. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar membantah pernyataan Gedung Putih telah mendapat peringatan dini dari Washington.