Di lini massa, warganet beramai-ramai menuliskan kegelisahannya mengenai pemblokiran ratusan situs oleh pemerintah Thailand. Mereka beranggapan langkah tersebut sebagai bukti negara membatasi akses informasi, khawatir situs tersebut menampilkan beberapa gambar kerajaan yang membahayakan.
Sebuah tagar yang diterjemahkan sebagai #HornyPower sedang tren di Twitter Thailand menyusul pemblokiran Pornhub, dengan tweet yang membuat komentar atau memposting meme bahwa pemerintah akan menghadapi oposisi yang lebih besar sekarang di luar para pengunjuk rasa.
Pemerintah Thailand menghadapi protes dari para pemuda dan mahasiswa yang menuntut pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpin junta, serta menyerukan reformasi untuk mengurangi kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
"Jika seseorang tidak membenci pemerintah militer saat ini, mungkin sekarang mereka akan membencinya," kata seorang pengguna Twitter.
Direktur Manushya Foundation, Emilie Pradichit, mengatakan keputusan itu menunjukkan pemerintah Thailand sebagai diktator digital.
"Kaum konservatif yang berkuasa mencoba untuk mengontrol apa yang dapat ditonton, dapat dikatakan, dan dapat dilakukan oleh kaum muda secara online," ujarnya.