BANGKOK, vozpublica.id - Militer Thailand membenarkan tuduhan Kamboja mengenai penggunaan bom klaster atau munisi tandan dalam pertempuran sejak Kamis (24/7/2025). Namun penggunannya dibatasi dan hanya mengincar target tertentu.
Juru Bicara Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand Winthai Suwaree, seperti dikutip dari The Nation, Sabtu (26/7/2025), mengklarifikasi bom klaster hanya digunakan untuk menargetkan sasaran militer, sehingga meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan sasaran tersebut.
Winthai menegaskan setelah proyektil utama mengenai target, submunisi di dalamnya akan meledak secara berurutan, tidak ada yang tidak meledak.
Munisi tersebut, lanjut dia, bukan ranjau darat anti-personel dan tidak memiliki dampak jangka panjang terhadap warga sipil setelah digunakan.
Dia juga menegaskan Thailand tak ikut menandatangani Konvensi Munisi Tandan (CCM), yang melarang penggunaan, produksi, dan penyimpanan senjata itu. Oleh karena itu CCM tidak mengikat Thailand, sebagaimana dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand menegaskan kembali bahwa tindakan militernya mengikuti prinsip "proporsionalitas" dan bom klaster digunakan secara eksklusif untuk menargetkan sasaran militer.