GAZA, vozpublica.id - Ratusan ribu warga Kota Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka di tengah serangan brutal besar-besaran pasukan Israel pada Jumat (29/8/2025). Warga kota bagian timur berbondong-bondong menuju wilayah lain masih di dalam kota. Sementara sebagian warga lainnya meningglkan kota menuju Jalur Gaza bagian selatan pada Jumat malam, bersamaan dengan pengeboman besar-besaran militer Zionis terhadap permukiman.
Seorang sumber keamanan Palestina mengatakan kepada kantor berita Anadolu, situasi memburuk dengan sangat cepat di Kota Gaza bagian timur. Warga tak punya pilihan untuk meninggalkan tempat itu karena rumah-rumah mereka diratakan dengan tanah oleh pasukan Zionis.
Pasukan Israel memasuki wilayah itu dari darat, melakukan pembongkaran hingga ke bagian selatan dan timur laut. Mereka membawa robot bermuatan bahan peledak untuk menghancurkan rumah-rumah di samping mengandalkan serangan artileri.
Pengungsian massal penduduk dari distrik di timur laut menuju Kota Gaza bagian barat juga terlihat.
Israel mendeklarasikan zona pertempuran berbahaya di Kota Gaza pada Jumat serta melancarkan pengeboman terbesar sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan dilakukan dari darat laut, dan darat, sementara hampir 1 juta penduduk masih berada di kota itu.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan, serangan tersebut bisa memaksa hingga 1 juta penduduk mengungsi kembali dari rumah mereka, seperti terjadi saat serangan awal Israel pada 2023.
Serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 63.000 orang sejak 7 Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak.