TEL AVIV, vozpublica.id - Ratusan ribu demonstran turun ke jalan di sekitar Alun-Alun Sandera, Tel Aviv, Minggu (17/8/2025) malam. Penyelenggara mengklaim jumlah orang yang ikut serta dalam demonstrasi di alun-alun saja mencapai lebih dari 300.000 orang.
Unjuk rasa tersebut disertai dengan aksi mogok yang melumpuhkan kegiatan bisnis dan transportasi di Israel. Ini menjadi salah satu demonstrasi terkoordinasi terbesar sejak perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Selain alun-alun, massa juga menggeruduk rumah para menteri yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mencaplok Kota Gaza.
Massa juga memblokir jalan-jalan utama dan menutup tempat-tempat usaha. Selain Tel Aviv, aksi serupa digelar di berbagai wilayah seluruh Israel.
Demonstrasi yang dimulai pukul 06.29 itu dimotori keluarga para sandera yang masih ditahan di Gaza. Jam tersebut merupakan waktu yang sama saat Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.
Mereka mendesak pemerintahan Netanyahu untuk membebaskan para sandera tersisa di Gaza melalui gencatan senjata, meskipun konsekuensinya harus menghentikan perang.
Penyelenggara mengklaim, secara total demonstrasi sepanjang hari diikuti lebih dari 1 juta orang, dalam ratusan unjuk rasa yang diadakan di seluruh Israel.
Sementara di saat yang sama dengan gelaran demonstrasi, muncul video menunjukkan sandera yang masih ditahan di Gaza, Matan Zangauker.
Video yang konon direkam beberapa bulan lalu itu diperoleh oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama operasi di Gaza. Video tersebut kemudian dirilis oleh Einav Zangauker, ibu Matan, sebagai bagian dari kampanye intensif pembebasan para sandera.