AMMAN, vozpublica.id - Ratusan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara bersiap memulai misi berisiko tinggi untuk menembus blokade Israel di Jalur Gaza. Puluhan kapal akan diberangkatkan sebagai bagian dari aksi armada pembebasan, yang dijadwalkan mulai berlayar pada akhir Agustus 2025.
Aksi ini melibatkan aktivis terkenal asal Swedia, Greta Thunberg, yang bergabung dengan kelompok Global Sumud Flotilla. Armada ini akan meninggalkan pelabuhan di Spanyol pada 31 Agustus, kemudian bertemu dengan rombongan kapal lain dari Tunisia dan berbagai pelabuhan internasional pada 4 September.
“Kami memobilisasi lebih dari 44 negara untuk melakukan demonstrasi dan aksi serentak demi memutus blokade ilegal Israel. Ini adalah solidaritas nyata untuk rakyat Palestina,” kata Thunberg melalui unggahan di Instagram, Selasa (12/8/2025).
Misi ini bukan yang pertama bagi Thunberg. Pada Juni lalu, dia bersama 11 aktivis lainnya ditangkap pasukan Israel saat mencoba menembus blokade Gaza dalam misi pelayaran kemanusiaan di bawah bendera Freedom Flotilla Coalition.
Mereka ditahan selama beberapa jam, sementara sebagian aktivis menolak menandatangani dokumen deportasi hingga akhirnya diusir setelah sidang beberapa hari kemudian.
Blokade Israel terhadap Gaza telah berlangsung selama lebih dari 17 tahun, memutus akses warga Palestina terhadap bahan makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan. Meski risiko penangkapan dan deportasi tinggi, para aktivis menegaskan tidak akan mundur.
“Setiap kapal yang berlayar adalah pesan bahwa dunia tidak akan diam melihat penderitaan Gaza,” ujar salah satu aktivis yang akan terlibat dalam pelayaran.