ISLAMABAD, vozpublica.id - India dan Pakistan telah menyepakati gencatan senjata dan berlaku mulai Sabtu (10/5/2025) pukul 17.00 waktu New Delhi. Meski demikian, insiden pertempuran udara melibatkan lebih dari 100 pesawat tempur kedua negara pada Rabu (7/5/2025), masih menjadi perbincangan hangat sampai saat ini.
Kejadian itu juga akan menjadi bahan penyelidikan dan analisis para pengamat militer, kalangan industri pertahanan, serta negara-negara yang menggunakan pesawat-pesawat tersebut.
Militer Pakistan mengklaim, pesawat militer J-10C buatan China menembak jatuh lima jet tempur India, yakni tiga Rafale buatan Prancis serta masing-masing satu Sukhoi Su-30 dan MiG-29 buatan Rusia.
Puing-puing jet tempur tersebut jatuh di beberapa wilayah India dekat perbatasan Pakistan, memperkuat argumen tersebut.
Namun banyak faktor yang menyebabkan keoknya pesawat Rafale, Sukhoi, dan MiG. Bukan saja dari sisi pesawat, namun juga faktor lain, seperti kecanggihan persenjataan dan radarnya, kemampuan pilot, dan lainnya.
Faktor lain yakni kemampuan Pakistan dalam mengantisipasi serangan India juga sangat memengaruhi. Angkatan Udara (AU) Pakistan mengungkap data rinci mengenai pertempuran udara melibatkan jet tempurnya melawan India.
Wakil Kepala Operasi AU Pakistan Aurangzeb Ahmed menjelaskan, pertempuran pada 7 Mei lalu berlangsung selama lebih dari 1 jam.
Berdasarkan pengamatan militer, lanjut dia, India mengerahkan lebih dari 60 pesawat tempur, sebanyak 14 unit di antaranya adalah Rafale buatan Prancis.
Sedangkan Pakistan, kata Ahmed, mengerahkan 42 pesawat tempur berteknologi tinggi, termasuk F-16 buatan Amerika Serikat (AS) serta JF-17 dan J-10 buatan China.
Militer Pakistan sudah mengetahui bahwa India akan mengandalkan Rafale untuk serangan udaranya. Oleh karena itu, AU mempelajari kelemahan jet tempur tersebut.
"Kami punya rencana. India telah menyampaikan mereka memiliki Rafale dan itulah sebabnya kali ini kami menargetkan pusat gravitasinya, yakni Rafale. Inilah sebabnya Anda bisa melihat banyak sekali (pesawat ditembak jatuh)," kata Ahmed, kepada wartawan, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (11/5/2025).
Dia menambahkan, sebenarnya pesawat-pesawat Pakistan bisa menembak lebih banyak jet tempur India, namun menahan diri.
"Jumlahnya (pesawat India yang bisa dijatuhkan) bisa lebih banyak, tapi kami menahan diri," katanya.