TEL AVIV, vozpublica.id - Kemarahan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus memuncak, tidak hanya dari masyarakat sipil, tapi juga dari kalangan elite politik. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, melontarkan kritik pedas terhadap Netanyahu yang dinilainya lebih mementingkan keamanan diri dan keluarganya ketimbang menyelamatkan para sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.
Kritik Lapid mencuat di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran di berbagai kota Israel, terutama Tel Aviv. Ribuan warga turun ke jalan memblokir sejumlah akses utama, termasuk Jalan Raya Ayalon, menuntut pemerintah segera menyepakati gencatan senjata demi pembebasan para sandera yang tersisa.
“Bahkan setelah video-video memilukan para sandera dipublikasikan, agenda pemerintahan ini tetap tidak berubah,” kata Lapid, di media sosial X, dikutip Senin (4/8/2025).
Puncak kemarahan publik dipicu oleh beredarnya video sandera Israel, Evyatar David, yang terlihat sangat kurus dan menderita kekurangan gizi. Video lain dari kelompok Jihad Islam menunjukkan kondisi sandera Rom Braslavski yang tak kalah memprihatinkan.
Kedua video ini memicu reaksi emosional dari rakyat Israel, yang merasa pemerintah tak lagi peduli pada nasib warga yang ditawan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Namun alih-alih memprioritaskan penyelamatan sandera, menurut Lapid, kabinet Netanyahu justru sibuk membahas penguatan keamanan pribadi sang perdana menteri dan keluarganya.