WASHINGTON, vozpublica.id - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) resmi tutup atau shut down pada Selasa (30/9/2025) tengah malam waktu setempat. Ini menjadi penutupan pertama dalam 6 tahun terakhir setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan soal rancangan anggaran baru.
Anggaran pemerintah federal hanya berlaku hingga 30 September 2025. Kegagalan kompromi antara Partai Republik dan Partai Demokrat membuat hampir seluruh operasional pemerintahan berhenti. Ribuan pegawai negeri sipil (PNS) terancam dirumahkan, memperparah ketidakpastian politik di Washington.
Deadlock di Senat dan Perang Kata-kata
Pertemuan mendadak antara politisi dari kedua kubu di Gedung Putih sehari sebelumnya tidak menghasilkan jalan keluar. Senator Demokrat, Chuck Schumer, mengakui adanya jurang perbedaan besar dengan Partai Republik.
Di sisi lain, Trump menuding Partai Demokrat sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Bahkan, dia melancarkan ancaman keras, bakal menghukum partai tersebut beserta para pendukungnya.
“Kita bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa diubah selama shut down pemerintahan yang berdampak buruk bagi mereka, seperti menyingkirkan banyak orang, menyingkirkan hal-hal yang mereka sukai,” kata Trump di Gedung Putih.
Trump sebelumnya juga memicu kontroversi dengan mengunggah video berbasis kecerdasan buatan yang menyerang Schumer dan pemimpin minoritas DPR dari Partai Demokrat, Hakeem Jeffries. Video itu dianggap bernada rasis dan penuh kebohongan, memicu kecaman tajam dari kubu oposisi.
“Bapak Presiden, lain kali jika Anda ingin berkomentar tentang saya, jangan mengada-ada dengan video AI yang rasis dan bohong,” balas Jeffries.