WASHINGTON, vozpublica.id - Serangan udara militer Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran gagal menghancurkan program nuklir negara itu. Dampak dari serangan itu hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan.
Sumber pejabat AS yang mendapat pengarahan dari komunitas intelijen AS, mengatakan kepada CNN,
serangan itu tidak menghancurkan komponen inti program nuklir Iran. Meski demikian analisis yang dilakukan Badan Intelijen Pertahanan AS masih berlangsung.
Dua orang sumber pejabat AS lainnya mengatakan, persediaan uranium Iran yang telah diperkaya tidak hancur. Bahkan sebagian besar sentrifus, alat pengayaan uranium, di fasilitas yang terkena serangan masih utuh.
Namun Gedung Putih membantah laporan yang juga diangkat beberapa media AS lainnya itu, seperti New York Times dan Wall Street Journal.
"Penilaian yang disampaikan itu salah besar. Itu bisa diklasifikasikan sebagai rahasia tingkat tinggi tapi dibocorkan kepada CNN oleh pecundang anonim level rendah di komunitas intelijen," bunyi tanggapan Gedung Putih, seperti dilaporkan Al Jazeera, Rabu (25/6/2025).
Disebutkan, kebocoran mengenai hasil penilaian awal itu merupakan upaya yang jelas-jelas bertujuan merendahkan Presiden Donald Trump serta mendiskreditkan pilot pesawat tempur yang melakukan misi melenyapkan program nuklir Iran.