KUALA LUMPUR, vozpublica.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yakin Amerika Serikat (AS) tak akan bisa mengalahkan China dalam perang dagang. AS hanya memprovokasi China untuk membawa konflik yang lebih dahsyat.
Dia juga mengecam keras upaya AS yang berusaha menahan laju kebangkitan China.
"Mereka adalah orang-orang pekerja sangat keras, sangat terampil, Anda tidak bisa menghentikan mereka untuk berkembang," kata Mahathir, kepada Majalah Time, dikutip Selasa (6/5/2025).
China, lanjut politikus yang menjabat perdana menteri Malaysia terlama itu, akan melakukan segala upaya untuk mempertahankan pasar. China juga akan merespons persis seperti dilakukan orang-orang Eropa sebelumnya.
Mahathir pada 2020 telah memperingatkan, kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan hanya akan menimbulkan bencana dan hal itu terwujud pada Pilpres AS 2024.
Dia menyebut upaya Trump untuk merebut Greenland dari Denmark, Terusan Panama, serta mengusir penduduk Gaza, merupakan kebiasaan yang dilakukan para penguasa di masa lampau.
“Anda harus mempertimbangkan hak-hak orang. Ini bukan cara mengelola negara yang benar," ujarnya.
Di masa lalu, lanjut Mahathir, AS dengan gagahnya berbicara tentang hak asasi manusia (HAM), pembangunan, dan hal serupa lainnya. Banyak orang, termasuk dirinya, menganggap AS merupakan negara hebat. Pasalnya, di masa lalu AS berada di bawah penjajahan Inggris, namun bisa bangkit menjadi negara merdeka, bahkan menjadi kekuatan terbesar dunia.
"Jadi, kita ingin belajar dari mereka. Tapi sekarang, kita melihat Amerika Serikat yang baru. Saya kira dia (Trump) tidak memahami dunia. Dia ketinggalan 100 tahun lalu," kata Mahathir.