Kim Jong Un menyatakan bersedia berunding dengan AS, namun dengan syarat dialog itu tidak mengarah pada perlucutan senjata nuklir. Sikap ini memperlihatkan bahwa Korut ingin tetap diakui sebagai negara nuklir resmi.
Korut sebelumnya menonaktifkan fasilitas Yongbyon setelah perundingan antara Kim Jong Un dan Trump di periode pertama kepemimpinannya. Namun, fasilitas itu kembali dihidupkan pada 2021, menandai berlanjutnya ambisi nuklir Pyongyang.
Kini, dengan empat lokasi pengayaan yang aktif, Korut diyakini semakin dekat menuju status sebagai negara dengan kemampuan nuklir penuh.