TOKYO, vozpublica.id – Pemerintah Jepang mengirimkan surat protes ke kantor Senator AS Lindsey Graham atas pernyataannya terkait bom atom, baru-baru ini. Graham menyebut tindakan Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, 79 tahun silam, dapat dibenarkan.
Pekan lalu, Graham dua kali menyebutkan perlunya mengirimkan "senjata yang diperlukan" (baca: bom atom) ke Israel untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza. Pernyataannya itu merujuk pada aksi pemboman atom oleh AS di Hiroshima dan Nagasaki sewaktu Perang Dunia II. Sang senator pun secara tegas menyatakan, tindakan AS pada masa itu bisa dibenarkan.
"Saya mengetahui pernyataan yang dibuat oleh Senator AS Graham. Pernyataan seperti itu sangat disesalkan. Kami telah mengajukan protes ke kantor senator itu," kata Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, Selasa (14/5/2024).
Dia menuturkan, Jepang berharap dapat terus bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mencapai dunia tanpa senjata nuklir. Menurut Kamikawa, cita-cita itu hanya dapat diwujudkan dengan pemahaman yang benar akan tragedi dan konsekuensi mematikan dari bom atom.
Pada 6 dan 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan dua bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Sekitar 220.000 orang (sebagian besar warga sipil) tewas seketika dalam serangan tersebut. Sementara 200.000 lainnya meninggal beberapa waktu setelahnya akibat paparan radiasi mematikan.
Tak hanya itu, serangan bom nuklir AS juga meluluhlantakkan bangunan pemukiman di kedua kota itu. Sebagian besar terbakar dan hancur akibat ledakan tersebut.