TOKYO, vozpublica.id - Operator kereta sleeper mewah Jepang, East Japan Railway Company atau JR East, membatalkan perjalanan kereta terkait temuan beberapa petugasnya mabuk selama perjalanan. Bukan sekali atau dua kali, mereka mengonsumsi minuman beralkholol di atas batas yang ditentukan beberapa kali selama perjalanan kereta Suite Shiki-shima.
JR East menyatakan, para petugas itu berdalih mencoba wine tersebut untuk mengecek terlebih dulu atau memastikan kendali mutu sebelum disajikan kepada penumpang kereta mewah tersebut. Namun mereka mencobanya bukan sekadar untuk mengecek kualitas minuman, melainkan menikmatinya. Perbuatan ilegal itu ternyata dilakukan beberapa tahun.
"Beberapa kru berulang kali minum lebih banyak daripada yang diizinkan sebagai bagian dari pengujian kendali mutu," bunyi pernyataan JR East.
Anak perusahaan JR East View Tourism and Sales menyatakan, pelanggaran itu diketahui telah terjadi sejak September 2022.
"Ini tidak hanya merusak kepercayaan terhadap bisnis kita, tapi juga perilaku yang tidak bisa diterima bagi mereka yang bertugas mengawasi rencana perjalanan tamu," demikian isi pernyataan, seperti dilaporkan AFP, dikutip Sabtu (23/8/2025).
Media lokal melaporkan, enam petugas kereta telah diberhentikan dari tugas. Operator memutuskan membatalkan perjalanan kereta Suite Shiki-shima mulai 30 Agustus yakn rute Niigata dan Nagano.
Tiket untuk perjalanan selama 2 malam satu hari dipungut 3.000 dolar lebih (sekitar Rp50 juta). Beberapa fasilitas yang diberikan kepada penumpang antara lain makan malam mewah di kereta dengan menu masakan Prancis, wine mahal, serta kunjungan ke kilang wine.