TOKYO, vozpublica.id - Korea Utara (Korut) meluncurkan sedikitnya tujuh rudal balistik, Selasa (5/11/2024) pagi waktu setempat, beberapa jam menjelang Pilpres Amerika Serikat (AS). Ini merupakan peluncuran rudal kedua kali oleh Korut dalam sepekan terakhir.
Menteri Pertahanan (Menhan) Jepang Gen Nakatani mengatakan, ketinggian setiap rudal mencapai 100 km dengan jarak jangkauan sekitar 400 km. Rudal-rudal itu dipastikan tak membahayakan wilayah Jepang.
"Hari ini, DPRK (nama resmi Korut) meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke arah timur laut. Semuanya jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif Jepang. Ketinggian terbangnya mencapai sekitar 100 km, dan jangkauan terbang mencapai 400 km," kata Nakatani, seperti dikutip dari Sputnik.
Pemerintah Jepang, lanjut dia, telah mengirim surat protes keras kepada Korut terkait peluncuran rudal itu.
Nakatani menegaskan, peluncuran rudal Korut tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas, tidak hanya di Jepang tapi juga kawasan.
"Peluncuran yang terus berlanjut merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas, tidak hanya di Jepang tapi juga di kawasan dan masyarakat internasional. Mereka melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan sama sekali tidak bisa diterima," kata Nakatani.
Penjaga Pantai Jepang pada pukul 07.30 waktu setempat mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan peluncuran rudal oleh Korut.
Kapal-kapal yang melintasi lokasi atau rute peluncuran rudal diminta untuk memperhatikan informasi lebih lanjut. Jika mereka menemukan puing-puing rudal diminta tidak mendekati serta melaporkan ke Penjaga Pantai Jepang.
Korut pada Kamis pekan lalu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-19. Rudal itu disebut sebagai senjata paling kuat yang dimiliki Korut saat ini.