JAKARTA, vozpublica.id - Jarum Jam Kiamat kembali berpindah tahun ini, berada di posisi paling dekat dengan tengah malam atau diistilahkan dengan Hari Kiamat yaitu 90 detik. Tentu bukan hari kiamat sesungguhnya, melainkan simbolisasi untuk memperingatkan dunia tentang seberapa dekat bencana dahsyat yang mengancam eksistensi manusia.
Kiamat atau tengah malam mewakili titik di mana Bumi bisa hancur sehingga tidak bisa dihuni oleh manusia lagi. Jam Kiamat dibuat sebagai fitur yang terintegrasi dengan jurnal Buletin Ilmuwan Atom yang didirikan pada 1947 oleh para ilmuwan dan insinyur Manhattan Project, Amerika Serikat (AS). Isinya terkait dengan potensi penggunaan senjata pemusnah massal yakni nuklir.
Jam Kiamat mulai berdetak pada masa awal Perang Dingin. Seperti tujuan pembuatannya, artikel-artikel dalam Buletin sebagian besar berkaitan dengan bahaya penggunaan senjata nuklir.
Pada awal 2023, jarum Jam Kiamat bergerak hanya 90 detik menjelang tengah malam. Itu merupakan waktu terdekat dengan kiamat. Tidak penjelasan umum yang menjelaskan pergerakannya Namun, bisa jadi jam berdetak karena faktor-faktor lain yang tak kalah merusaknya daripada nuklir, yakni perubahan iklim.
Berdasarkan artikel yang diterbitkan, dampak paling signifikan terkait pegerakan jarum saat ini adalah perang di Ukraina, khususnya ancaman Rusia yang bisa mengarah pada peningkatan eskalasi. Artinya, jika Rusia mengalami kekalahan besar di Ukraina, mereka akan menggunakan senjata nuklir taktis di medan perang. Kondisi tersebut bisa meningkatkan potensi penggunaan nuklir lebih luas, termasuk serangan pembalasan.
Selain perang di Ukraina, meningkatnya ketegangan antara AS dan Rusia ikut berkontribusi menentukan perubahan posisi jarum jam. Perjanjian kedua negara untuk mengontrol pengembangan dan penggunaan senjata nuklir di ambang selesai.
AS menarik diri dari Perjanjian Anti-Rudal Balistik (ABM) pada 2001 serta Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) pada 2019. Berakhirnya perjanjian tersebut berperan dalam perubahan posisi jarum jam pada 90 detik menuju tengah malam pada awal 2023.
Namun ada peristiwa lain yang menyebabkan jarum bergerak drastis pada tahun ini. Pada Februari 2023, Rusia menarik diri dari perjanjian New START yang ditandatangani dengan AS. Pada awal November, Rusia juga mengumumkan pencabutan ratifikasi Perjanjian Pencegahan Uji Coba Nuklir dengan AS. Ini bisa menjadi pintu masuk uji coba kembali senjata nuklir kedua negara.