TEHERAN, vozpublica.id - Iran tak gentar dengan ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menyerang kembali negaranya. Trump mengatakan militer AS bisa menyerang kembali Iran jika melanjutkan aktivitas pengayaan uranium di fasilitas nuklir yang telah dibom.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengatakan negaranya akan membalas jika AS dan Israel menyerang kembali negaranya. Dia memastikan dampak dari pembalasan Iran akan sangat keras dan tidak mungkin lagi bisa ditutup-tutupi.
"Iran tahu persis apa yang terjadi selama agresi Amerika-Israel baru-baru ini, baik terhadap kami maupun musuh, termasuk seberapa besar (kehancuran) serangan yang masih disensor," katanya, dalam pernyataan di media sosial X, dikutip Selasa (29/7/2025).
Jika agresi terulang, kata dia, Iran tidak akan ragu-ragu untuk membalas dengan cara lebih dahsyat dibandingkan serangan sebelumnya.
Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Turnberry, Skotlandia, pada Senin, Trump mengancam akan menyerang Iran lagi jika memulai kembali aktivitas nuklir di tiga fasilitas yang telah dibom pada 22 Juni lalu.
AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan, melibatkan pesawat pengebom strategis B-1 Spirit serta bom penghancur bunker.