KUALA LUMPUR, vozpublica.id - Malaysia dihebohkan dengan pemasangan bendera terbalik menjelang Hari Kemerdekaan yang jatuh pada 31 Agustus. Dua kejadian pemasangan bendera bernama Jalur Gemilang itu dilakukan oleh etnis Tionghoa, memicu kecaman dari warga Melayu.
Warga Tionghoa yang terlibat dalam pemasangan bendera terbalik tersebut menegaskan tidak sengaja melakukannya dan sudah meminta maaf, namun ditolak dengan alasan pengibaran bendera terbalik berlangsung cukup lama.
Seruan untuk tidak memancing kegaduhan pun disampaikan banyak pejabat untuk meredakan ketegangan.
Wakil Presiden Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Mohamad Hasan menyerukan semua pihak tetap tenang terkait isu bendera nasional terbalik.
"Setiap aksi memicu reaksi. Kita tidak ingin situasi menjadi tidak terkendali," kata pria yang juga menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia itu, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Pria yang akrab disapa Tok Mat itu menegaskan penting bagi semua pihak untuk menghindari ketegangan yang bisa mengancam kerukunan nasional.
Mohamad menegaskan tindakan apa pun yang diambil kepolisian dalam menyelidiki masalah bendera terbalik maupun dampak yang ditimbulkannya, harus adil. Hukuman harus diberikan secara adil kepada semua pihak, termasuk mereka yang mengibarkan bendera secara keliru.
Dia mengomentari perang kata-kata antara Ketua Pemuda UMNO Muhamad Akmal Saleh dengan beberapa politisi Partai Aksi Demokratik (DAP) terkait masalah ini.