GAZA, vozpublica.id - Hamas membenarkan gugurnya pemimpin Yahya Sinwar, Jumat (18/10/2024). Pernyataan resmi gugurnya Sinwar disampaikan pemimpin Hamas di Jalur Gaza Khalil Hayya, sehari setelah Israel mengumumkannya.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Hayya mengenang Sinwar sebagai sosok yang teguh, berani, dan tak kenal takut.
"(Sinwar) mengorbankan hidupnya demi kebebasan kita. Dia menemui ajal dengan gagah berani, dengan kepala tegak, memegang senjata api, menembak hingga napas terakhir, hingga saat-saat terakhir hidupnya," kata Hayya, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Sinwar, lanjut Hayya, melalui seluruh perjalanan hidupnya sebagai pejuang suci. Sejak awal, dia sudah menjadi pejuang yang gigih melawan Israel. Keluarganya terusir dari kampung halamannya di Ashkelon, wilayah yang dicaplok Israel seiring berdirinya negara Yahudi itu pada 1948.
Keluarganya lalu pindah ke kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza, hingga Sinwar lahir di sana 62 tahun silam.
Hayya menambahkan, Sinwar berjuang dengan totalitas tinggi, termasuk saat dia dipenjara Israel selama 22 tahun. Setelah bebas melalui pertukaran tahanan pada 2011, Sinwar tidak kapok, melainkan kembali melanjutkan perjuangan.
Menurut Hayya, gugurnya Sinwar serta para pemimpin Hamas sebelumnya tak akan melemahkan perjuangan, bahkan sebaliknya.
"Syahidnya Sinwar dan para pemimpin pendahulunya hanya akan menambah kekuatan dan ketahanan gerakan kami," ujarnya.