Saat mengumumkan penghargaan tahunan itu, World Press Photo Foundation yang berbasis di Amsterdam menyatakan, penting untuk menyadari bahaya yang dihadapi para jurnalis yang meliput konflik. Dikatakan bawa ada 99 jurnalis dan pegawai media telah tewas saat meliput perang antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober lalu.
“Pekerjaan para wartawan dan fotografer dokumenter di seluruh dunia sering kali dilakukan dengan risiko tinggi,” kata Direktur Eksekutif World Press Photo Foundation, Joumana El Zein Khoury.
“Setahun terakhir ini, (tingginya) jumlah korban tewas di Gaza telah mendorong jumlah jurnalis yang terbunuh mendekati rekor tertinggi. Penting untuk mengenali trauma yang mereka alami untuk menunjukkan kepada dunia dampak kemanusiaan dari perang tersebut,” tuturnya.
Salem, adalah warga Palestina berusia 39 tahun. Pria itu bekerja untuk Reuters sejak 2003. Sebelumnya, dia juga memenangkan penghargaan dalam kompetisi World Press Photo 2010.
Dewan juri menyatakan, gambar yang membuat Salem memenangkan penghargaan tahun ini menunjukkan kepedulian dan rasa hormat, sekaligus memberikan gambaran metaforis dan literal tentang rasa kehilangan yang tak terbayangkan.
“Saya merasa gambar tersebut merangkum gambaran yang lebih luas tentang apa yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Salem ketika gambar tersebut pertama kali dipublikasikan pada November.
“Orang-orang kebingungan, berlarian dari satu tempat ke tempat lain, mencari tahu nasib orang-orang yang mereka cintai, dan perempuan ini menarik perhatian saya saat dia memegang tubuh gadis kecil itu dan tak ingin melepaskannya,” tuturnya, menceritakan suasana di Gaza pada saat foto itu diambil.