Erdogan bukan pertama kalinya menggunakan Forum Davos untuk mengambil sikap politik atas konflik Israel-Palestina. Pada tahun 2009, pemimpin Turki ini berdebat panas dengan Presiden Israel saat itu, Shimon Peres, mengenai operasi militernya di Jalur Gaza pada tahun sebelumnya. Dia saat itu bersumpah tidak akan kembali.
Hingga kini, dia belum pernah kembali di Forum Davos meskipun para pejabat Turki mulai hadir lagi setelah beberapa tahun.
Erdogan telah mengkritik Israel atas jatuhnya korban jiwa di Gaza dan membela Hamas sebagai kelompok yang memperjuangkan hak-hak Palestina. Namun, Turki tidak memutuskan hubungan dengan negara Yahudi tersebut. Turki adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan ini yang mengakui Israel.
Ketegangan hubungan Turki dengan Israel terlihat jelas pada hari Minggu. Seorang pesepak bola Israel yang bermain untuk sebuah klub di Turki ditangkap karena melakukan selebrasi gol anti-Hamas. Dia akhirnya dibebaskan. Namun, media Turki mengatakan pesepak bola itu dideportasi pada hari Senin yang memicu kemarahan di Israel.
Turki menahan puluhan orang awal bulan ini karena diduga menjadi mata-mata untuk badan intelijen Israel, Mossad. Penahanan itu menyusul peringatan Ankara bahwa mereka akan menanggapi setiap rencana pembunuhan anggota Hamas di wilayah negaranya.
Serangan Israel di Gaza dimulai setelah Hamas menyerang dari wilayah tersebut pada 7 Oktober. Sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Lebih dari 24.000 orang telah tewas, menurut para pejabat kesehatan di sana.