MANILA, vozpublica.id - Demonstrasi anti-pemerintah di berbagai kota Filipina kembali diwarnai kerusuhan, Minggu (21/9/2025). Massa mengenakan pakaian hitam dan putih memenuhi jalan-jalan di antaranya di Ibu Kota Manila dan Kota Quezon.
Warna putih dalam protes melambangkan persatuan dan harapan, sementara hitam melambangkan perlawanan.
Demonstrasi tersebut memprotes penyelewengan dana publik melalui proyek infrastruktur "hantu" terkait dengan pengendalian banjir.
Para pengunjuk rasa mengecam anggota DPR, pemilik perusahaan konstruksi, serta pejabat pekerjaan umum yang saat ini sedang diselidiki oleh pemerintah atas tuduhan menilap dana dalam jumlah besar yang seharusnya digunakan untuk melindungi masyarakat dari banjir.
Ironisnya, penyelidikan yang memicu protes tersebut diperintahkan oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr, putra mendiang orang kuat Ferdinand Marcos Sr, yang digulingkan pada tahun 1986 dalam aksi damai people power.
Presiden Marcos berjanji bahwa penyelidikan tersebut tidak akan menyisakan "sapi keramat" setelah muncul laporan anomali dalam anggaran pengendalian banjir sebesar 1,9 triliun peso dalam 15 tahun terakhir.