RIYADH, vozpublica.id - Arab Saudi meminta warganya segera meninggalkan Lebanon dan menghindari daerah-daerah bentrokan bersenjata. Lebanon dilanda kerusuhan antara sesama faksi perlawanan Palestina di kamp pengungsian terbesar.
Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon juga mengumumkan di X, sebelumnya dikenal dengan Twitter, Jumat (4/8/2023), pentingnya untuk mematuhi larangan bepergian ke Lebanon.
Kuwait juga mengeluarkan peringatan pada Sabtu (5/8/2023) pagi, namun tak meminta warganya untuk meninggalkan negara itu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kuwait dalam pernyataannya meminta warganya di Lebanon untuk tetap waspada dan menghindari wilayah-wilayah konflik.
Inggris pada 1 Agustus juga memperbarui nasihat perjalanan ke Lebanon bagi warganya. Disebutkan warga Inggris sebisa mungkin menghindari perjalanan ke selatan Lebanon dekat kamp pengungsi Palestina Ain Al Hilweh, kecuali untuk alasan penting.
Sedikitnya 13 orang tewas dalam perselisihan di kamp pengungsi tersebut pada 29 Juli. Konflik terjadi antara faksi Fatah dan kelompok perlawanan lainnya.
Ain Al Hilweh adalah kamp pengungsi Palestina terbesar dari 12 yang ada di Lebanon. Negara itu menampung sekitar 80.000 hingga 250.000 pengungsi Palestina.