Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan sekitar sepertiga dari populasi penduduk Vanuatu berjumlah sekitar 335.000 jiwa terkena dampak buruk dari gempa.
“Telekomunikasi masih terganggu dan memengaruhi ketepatan waktu laporan lapangan dari daerah-daerah terpencil,” bunyi pernyataan OCHA.
Akses ke bandara dan pelabuhan juga sangat terbatas karena rusaknya infrastruktur jalan. Sementara itu penduduk membutuhkan bantuan mendesak seperti dukungan perawatan kesehatan, tempat berteduh, akses ke air bersih, serta komunikasi.
Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai memberlakukan keadaan darurat di negaranya. Bukan hanya itu pemerintah juga menerapkan jam malam di wilayah-wilayah terdampak parah akibat gempa.
Dalam pernyataan resmi pertama melalui Vanuatu Broadcasting and Television Corporation, Salwai mengatakan jam malam diberlakukan mulai pukul 18.00 hingga 06.00 waktu setempat.
Warga juga diminta untuk menjauh dari garis pantai setidaknya selama 24 jam sejak peringatan diaktifkan atau hingga sistem pemantauan tsunami dan gempa bumi beroperasi kembali.