Iqbal mengatakan, para insinyur Indonesia telah terlibat dalam proyek ini sejak 2016. Semua WNI yang terlibat di dalam proyek itu sudah memahami baik aturan maupun prosedur proyek pesawat tempur tersebut.
"Bagi Indonesia, proyek ini adalah proyek strategis. Demikian pula bagi pihak Korea ini adalah proyek strategis. Karena itu, kita sudah sepakat masalah apa pun yang muncul dalam konteks proyek ini akan kita selesaikan bersama-sama dengan sebaik-baiknya," tuturnya.
Badan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel sebelumnya pada Jumat (2/2/2024) mengatakan, kedua insinyur WNI yang ditugaskan untuk mengerjakan proyek KF-21 di KAI, satu-satunya produsen pesawat di negara tersebut, diduga mencoba mencuri data rahasia informasi teknologi proyek jet tempur KF-21 pada perangkat USB. Dua teknisi itu masih diselidiki terkait dugaan pencurian data proyek jet bersama Indonesia dan Korsel tersebut.
"Investigasi bersama oleh lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional, saat ini sedang berlangsung untuk mengklarifikasi rincian mengenai dugaan pencurian teknologi oleh warga Indonesia," kata seorang pejabat DAPA kepada wartawan, dikutip dari Korea JoongAng Daily.