JAKARTA, vozpublica.ID - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Precious Metal Refinery atau pabrik penghasil emas di Gresik, Jawa Timur, Senin kemarin. Pabrik tersebut merupakan fasilitas smelter milik PT Freeport Indonesia. Pabrik emas ini menjadi yang terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 630 juta dolar AS atau setara dengan Rp10 triliun.
Prabowo dalam sambutannya berharap proyek strategis ini mampu menciptakan hingga 8 juta lapangan pekerjaan. Dengan berdirinya industri ini, bahan baku emas mentah bisa berubah menjadi sejumlah produk. Ini dinilai hal yang penting bagi Indonesia yang tidak hanya akan menjual bahan baku, tapi juga barang-barang produk akhir dengan nilai tambah yang sangat besar.
Prabowo juga mengaku bersyukur Indonesia punya fasilitas pemurnian emas ini. Apalagi, PMR milik Freeport ini merupakan fasilitas pemurnian emas modern pertama di dunia yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Smelter ini diproyeksikan mampu menghasilkan 50 hingga 60 ton emas per tahun.
Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia kini mampu memproduksi 60 hingga 70 ton emas batangan per tahun. Dia memerinci, produksi emas itu berasal dari smelter PT Freeport Indonesia kurang lebih 50-60 ton emas. Sementara produksi emas dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, mencapai 18 ton hingga 20 ton per tahun.