JAKARTA, vozpublica.ID - Masjid Jumeirah di Dubai, Uni Emirat Arab, menjadi salah satu destinasi religi dan budaya yang paling diminati wisatawan mancanegara.
Dengan gaya arsitektur Fatimid, masjid yang diresmikan pada 1979 ini terlihat indah dan memancarkan nuansa klasik. Masjid yang menjadi salah satu landmark Kota Dubai ini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol keterbukaan.
Tidak seperti kebanyakan masjid lainnya di kawasan Teluk, Masjid Jumeirah membuka pintu lebar-lebar bagi pengunjung dari kalangan non-Muslim. Melalui program Open Doors, Open Minds yang diinisiasi oleh Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding, pengunjung dari berbagai latar belakang diajak untuk mengenal Islam lebih dekat dalam suasana yang santai dan penuh dialog.
Tur berpemandu yang digelar setiap pagi menjelaskan makna dari berbagai elemen dalam masjid, dari fungsi ruang salat hingga makna azan. Yang paling menarik, sesi ini terbuka untuk tanya jawab secara langsung. Pengunjung yang non-Muslim bisa bertanya apa saja terkait Islam di sini, termasuk mengenai stereotip yang kerap melekat pada Islam.
Tur di Masjid Jumeirah Dubai tak hanya edukatif, tapi juga menyentuh secara emosional. Banyak pengunjung terlihat menikmati dialog lintas budaya di rumah ibadah tersebut. Masjid ini juga menjadi cermin toleransi dan keterbukaan masyarakat Dubai.