JAKARTA, vozpublica.id - Meski raganya sudah tiada, namun saat ini Suzanna masih terkenang sebagai ikon film horor Indonesia. Popularitasnya melejit di era 1970-an lewat berbagai judul film mistik hingga dia dinobatkan sebagai Ratu Film Horor Indonesia.
Sebelum terkenal sebagai bintang horor, Suzanna atau yang juga dikenal dengan nama Suzzanna adalah seorang artis muda dengan banyak prestasi. Di usianya yang ke-8 tahun, perempuan bernama lengkap Suzzanna Martha Frederika van Osch ini sudah bermain dalam film Darah dan Doa yang tayang pada 1950.
Darah dan Doa merupakan debut film Suzanna sebelum dia akhirnya memenangkan kontes Tiga Dara yang diaudisi oleh sutradaranya langsung, Usmar Ismail. Tiga Dara merupakan film komedi musikal yang tayang pada 1956 dan dibintangi oleh tiga aktris cantik pada masanya yakni Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak.
Memenangkan kontes Tiga Dara, Suzzanna bahkan mendapatkan julukan The Next Indriati Iskak. Aktris kelahiran Bogor pada 13 Oktober 1942 ini juga membintangi film Asmara Dara (1958), yang juga bergenre drama musikal dan disutradarai pula oleh Usmar Ismail.
Lewat film tersebut, Suzanna berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Best Child Actress untuk Festival Film Asia, Tokyo, di tahun 1960 dan Golden Harvest Award. Di era 1960-an itu, Suzzanna juga banyak bermain dal film-film non-horor.
Beberapa judul film non-horor itu di antaranya Antara Timur dan Barat (1963), Aku Hanja Bajangan (1963), Segenggam Tanah Perbatasan (1965), dan Suzie (1966). Di film-film itu, dia beberapa kali syuting bersama suami pertamanya, Dicky Suprapto.
Suzanna dan Dicky menikah pada tahun 1959. Pernikahan mereka dikaruniai dua anak, yakni Ari Adrianus dan Kiki Maria. Selain itu, tidak banyak yang tahu, bahwa bersama Dicky, Suzanna mengeluarkan album berjudul Salah Sangka. Keduanya lalu bercerai pada 1974, di tengah popularitas Suzanna lewat film-film panas dan mistik.