JAKARTA, vozpublica.id - Banyak pelukis Indonesia lahir dan besar hingga melegenda sampai sekarang. Sebut saja Raden Saleh, Affandi Koesoema, Basoeki Abdullah dan pelukis hebat lainnya.
Nama mereka tidak hanya dikenal kalangan pecinta seni dan kolektor dalam negeri tapi juga mancanegera. Menariknya tak hanya pelukis pria, Indonesia juga memiliki seniman lukis wanita.
Salah satunya Nuraeni HG. Istri mendiang meastro pelukis Hendra Gunawan ini menggelar pameran tunggal lukisan yang mempresentasikan pengalaman hidupnya.
Salah satu yang menarik perhatian adalah pertemuannya dengan mendiang Hendra Gunawan di Rutan Kebon Waru, Bandung, Jawa Barat. Ini bukanlah sekadar kebetulan.
Nuraeni yang memiliki kecintaan dan ketertarikan di dunia kesenian telah mewarnai proses berkesenian dimulai dari menyanyi tunggal, paduan suara, bermain drama, menjadi mayoret dan memimpin kelompok drumband di organisasi Pemuda Rakyat. Selanjutnya, mengantarkan dirinya pada peristiwa tragedi kemanusiaan 1965 yang sama sekali tidak dia mengerti dan pahami.
Melalui proses panjang, Nuraeni harus menjalani dan menerima segala tuduhan yang kemudian menyeretnya sebagai tahanan politik dan dikirim ke Rutan Kebon Waru. Saat menjalani tahanan politik di Kebon Waru, Nuraeni bersama beberapa kawannya mendapat kesempatan belajar melukis dibimbing langsung Hendra Gunawan.
Selama proses belajar melukis Hendra Gunawan melihat bakat dan talenta yang sangat tinggi dari Nuraeni. Di Studio kerja Hendra Gunawan Penjara Kebon Waru, Nuraeni pun terus mengasah kepiawaiannya.