CEO CTFS berharap, kedua negara lebih mengedepankan kesamaan untuk menjalin kerja sama. Misalnya, memanfaatkan ikatan historis dan budaya.
Sejumlah ulama besar Indonesia seperti Syeikh Yusuf Al Macassari dan Tuan Guru dari Indonesia yang diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Cape Town sekitar abad 16 dan 17 merupakan tokoh sejarah yang sangat dihormati oleh warga Afsel Cape Malay yang jumlahnya mencapai lebih dari 300.000 orang.
Dia mengatakan, saat ini, sebagian masyarakat Afrika Selatan tengah dalam proses mencari jati diri dan hal ini menjadi peluang baik untuk kerjasama industri perfilman.
Sementara itu, Rektor Universitas AMIKOM, CEO MSV Studio dan Delegasi RI menyambut baik rintisan kerja sama ini. Pada pertemuan tersebut, dipresentasikan sejumlah film animasi produksi MSV Studio. Salah satunya film yang berjudul Battle of Surabaya yang berhasil memperoleh lebih dari 14 penghargaan internasional.
Rektor AMIKOM juga menyampaikan beberapa film animasi lain yang merupakan hasil kerja sama dengan studio di Hollywood. Mulai dari Golden Snail, Kemala Hayati, dan Legend of Toba.
Menanggapi gagasan Konjen RI mengenai festival film, Prof Suryanto menyanggupi untuk mengirimkan tiga film animasi produksi MSV Studio untuk berpartisipasi yaitu film Battle of Surabaya, Kinah & Redjo, dan Ajisaka.
Sebagai hasil pertemuan, kedua pihak sepakat untuk memulai kerja sama di bidang penyelenggaraan festival film Indonesia tahun 2024. Kerja sama ini mencakup pendidikan perfilman dalam bentuk pertukaran siswa dan pengajar, program magang ke perusahaan perfilman dan saling kunjung pelaku industri perfilman.