JAKARTA, vozpublica.id - Di tengah peringatan Hari Anak Nasional 2020 yang jatuh hari ini, Lembaga Sensor Film (LSF) RI menyoroti masih sedikitnya film anak produksi Indonesia yang tayang di bioskop. Hal ini cukup disayangkan karena jumlah populasi anak di Indonesia cukup besar, yakni 31 persen atau 80 juta jiwa.
Padahal, film tak sekadar hiburan bagi anak-anak. Sebab, fungsi film lebih daripada itu. Mulai dari memberikan informasi yang tak ada di pendidikan formal, hingga mempunyai fungsi budaya dan pendidikan secara tidak langsung.
“Menurut data yang ada di LSF pada 2019, film untuk semua umur, dalam artian hangat dan ramah ditonton untuk anak-anak hanya berkisar 10-14 persen saja,” tutur Ketua LSF RI Rommy Fibri Hardiyanto dalam webinar ‘Upaya Strategi Pemajuan Film Anak di Indonesia’, Kamis (23/7/2020).
Hal yang sama diungkapkan Ketua Komisi III LSF RI Dr Naswardi, MM, ME, yang menyebut bahwa film anak-anak angkanya terus stagnan di persentase yang sangat kecil jika dibandingkan film bergenre lain dengan muatan konten dewasa.
Berdasarkan data dari Bekraf tahun 2018, satu dari empat judul film yang tayang di bioskop adalah genre horor dengan sisipan komedi, serta konten sensual.