JAKARTA, vozpublica.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, kendala proses identifikasi korban bencana musala ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo Jawa Timur. Para korban rata-rata masih anak-anak.
Banyak korban belum memiliki identitas resmi seperti KTP atau rekam sidik jari, sehingga metode identifikasi harus dilakukan melalui tes DNA.
"Kesulitannya adalah korban-korban ini masih anak-anak. Jadi dia belum punya KTP, belum pernah punya di sidik jari," ujar Suharyanto.