Wakil Ketua DPR, Submidasko Ahmad menilai aksi tersebut berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Hal senada disampaikan oleh anggota Komisi III DPR, Firman Subagio, yang mendesak penindakan tegas terhadap pelaku pemasangan bendera.
Pandangan berbeda datang dari Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, yang melihat aksi tersebut sebagai ekspresi dan kreativitas warga. Sementara itu, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai pengibaran bendera bajak laut ini sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah.
“Ini adalah bentuk cinta mereka, bentuk semangat rakyat untuk berpartisipasi secara demokrasi. Makanya harusnya dihargai, bukan dianggap sebagai sebuah pemberontakan atau makar,” ujar perwakilan YLBHI.
Fenomena bendera One Piece bahkan dibandingkan dengan tren sebelumnya seperti Garuda hitam dan Garuda biru, yang juga menjadi simbol aspirasi masyarakat.
Di balik polemik ini, terdapat berkah tersendiri bagi pelaku usaha konveksi. Dendy Kristanto, pengusaha dari Dusun Pundungrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, menyebut pesanan bendera bajak laut melonjak tajam.
“Kalau permintaan udah dari lama, Mas, semenjak kita produksi udah ada permintaan,” kata Dendy.
Dia mengaku bahwa sejak akhir Juli lalu, pesanan datang dari berbagai wilayah Indonesia, dengan kenaikan omzet mencapai 200–300%.