SURABAYA, vozpublica.id – Kementerian Pertahanan meninjau langsung progres pembangunan dua kapal selam Scorpene di galangan PT PAL Indonesia, Surabaya. Proyek strategis ini merupakan hasil kerja sama antara PT PAL dan perusahaan pertahanan asal Prancis, Naval Group.
Selain kapal selam, Kemenhan juga melihat pembangunan infrastruktur pendukung berupa dermaga dan shiplift (pengangkut kapal) berteknologi tinggi yang terletak di depan galangan kapal selam. Fasilitas ini memiliki kapasitas hingga 6.000 ton dan dirancang untuk mempermudah proses pemindahan dan peluncuran kapal secara efisien.
“Kita sudah merencanakan, tidak hanya untuk kapal selam Scorpene yang kita bangun sekarang, tapi ke depan seluruh armada kapal bisa kita bangun di sini. Kalau Scorpene bobotnya 1.600 ton, shiplift ini 6.000 ton, sehingga bisa mengangkat dan menurunkan kapal lainnya,” ujar Direktur Pemasaran PT PAL Indonesia, Wiyono Komodjojo.
Scorpene sendiri merupakan kapal selam serang berperforma tinggi yang dilengkapi sistem energi mutakhir. Pembangunannya menjadi bagian dari upaya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia.
Tak hanya itu, Kemenhan juga meninjau proses pembuatan kapal perang kelas Frigate Merah Putih, karya anak bangsa yang dikembangkan dengan spesifikasi tempur multifungsi. Kapal ini dirancang untuk menghadapi berbagai ancaman dari udara, permukaan laut, hingga bawah laut.
Hingga pertengahan tahun 2025, pembangunan kapal perang Frigate Merah Putih telah mencapai 66 persen. Kapal ini masih menunggu pemasangan sistem tempur dan sensor utama yang dijadwalkan akan dilakukan setelah peluncuran perdana.
Langkah Kementerian Pertahanan ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional dan meningkatkan kemampuan tempur TNI.