NAGEKEO, vozpublica.id - Duka mendalam menyelimuti keluarga Prada Lucky, prajurit muda TNI yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di markas Batalyon TP834, Nagekeo. Kepergian Prada Lucky yang baru dua bulan bertugas sebagai tentara membuat keluarganya terpukul, terutama sang ayah, Serma Cristian Namo, yang juga seorang anggota TNI.
Prada Lucky menyelesaikan pendidikan militernya pada Mei 2025 dan langsung ditugaskan ke NTT. Harapan keluarga akan masa depan cerah sang putra hancur ketika tubuh Prada Lucky ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Sang ibu, yang datang ke rumah sakit, mendapati luka lebam, sayatan dan memar di bagian rusuk kiri tubuh anaknya.
“Beta taruhkan punya nyawa. Beta tentara, beta aturan keadilan. Beta berani, beta solid, terbukti,” kata Serma Cristian Namo dengan suara penuh emosi saat menuntut keadilan atas kematian putranya.
Informasi mengenai dugaan penganiayaan ini telah dikonfirmasi oleh pihak Distrik Militer 1625 Ngada. Diduga, empat senior Prada Lucky terlibat dalam insiden tersebut. Identitas para pelaku belum diumumkan secara resmi.
Saat ini, kasus kematian Prada Lucky tengah diselidiki oleh Polisi Militer. Serma Cristian Namo menyatakan tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan, bahkan jika harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.