DUBAI, vozpublica.id - Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan untuk bergandengan tangan berbagi pengetahuan dan inovasi konkret menyentuh masyarakat agar bisa mandiri dalam menghadapi adaptasi perubahan iklim. Sebagai Negara kepulauan, Indonesia juga mengalami tantangan yang sama dengan negara-negara pulau dan kepulauan lainnya.
“Menghadapi perubahan iklim, pada akhirnya kita harus bisa mandiri, tidak bisa bergantung kepada negara-negara maju,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi saat diskusi panel yang digelar di Paviliun Indonesia pada konferensi perubahan iklim COP28 UNFCCC di Dubai dikutip, Sabtu (2/12/2023).
Jodi menambahkan, tantangan yang dihadapi yakni naiknya permukaan air laut yang membuat tinggi muka air laut naik dan mengancam hilangnya wilayah pesisir bahkan sebuah pulau.
Indonesia, kata Jodi, siap untuk membagikan inisiatif yang dilakukan kepada sesama negara pulau dan kepulauan. Misalnya, yang baru-baru ini dilakukan adalah melakukan pelatihan untuk pemanfaatan floating fishing net sederhana untuk Negara Fiji, sehingga masyarakatnya bisa memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.
Dia menuturkan, negara pulau dan kepulauan harus solid dan memanfaatkan Archipelagic and Island State (AIS) Forum untuk berkolaborasi menghadapi persoalan yang dihadapi. AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.
Diluncurkan pada tahun 2018, Indonesia merupakan salah satu pendiri AIS Forum. Pada awal Oktober lalu, Konferensi Tingkat Tinggi AIS, baru saja diselenggarakan di Bali.
Sementara, Menteri Pertanian, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Republik Seychelles, Flavien Joubert menuturkan, kondisi saat ini di Seychelles dimana banyak pesisirnya mengalami banjir rob. Menghadapi ancaman tersebut, Seychelles mengedepankan konsep blue ekonomi untuk pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah perlindungan padang lamun dan mangrove.
“Kami menargetkan perlindungan lamun pada tahun 2030 bisa mencapai 100 persen,” ucap Joubert.