JAKARTA, vozpublica.id - Presiden Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra mengajak para pengusaha Indonesia, khususnya yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperluas investasi di berbagai sektor strategis di negaranya. Presiden Dina Boluarte secara spesifik mengajak para pengusaha untuk berinvestasi di sektor strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, hingga ketahanan pangan.
Dina menilai, Peru dan Indonesia memiliki banyak kesamaan sebagai negara berkembang yang terbuka terhadap perdagangan bebas dan investasi asing, serta berbagi nilai-nilai demokrasi, supremasi hukum, dan multilateralisme.
"Peru menawarkan berbagai keuntungan bagi investor asing, termasuk perlindungan dari ketidakkonsistenan, nasionalisasi, dan risiko non-komersial lainnya melalui akses pada perjanjian multilateral dan bilateral," kata Dina dalam pidatonya di Menara Kadin, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Dina memaparkan, pada 2024 Indonesia menjadi mitra dagang ke-6 bagi Peru di Asia dan ke-25 secara global. Nilai perdagangan bilateral mencapai 699,1 juta dolar AS atau tumbuh 23 persen dibanding tahun sebelumnya. Dia optimistis Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dapat memperkuat dan mendiversifikasi hubungan dagang kedua negara.
Dina juga menyoroti potensi sektor pertanian dan pangan Peru, yang telah menempatkan negara tersebut di jajaran 10 besar eksportir pertanian dunia. Salah satu produk andalannya, blueberry, kini dapat masuk ke pasar Indonesia berkat kesepakatan protokol kesehatan.
Selain pertanian, sektor infrastruktur menjadi salah satu fokus utama investasi. Dina menyebut, Peru memiliki gap infrastruktur sekitar 100 miliar dolar AS dan membuka peluang investasi asing pada proyek-proyek pelabuhan, bandara, jalan raya, hingga perkeretaapian.
Sejumlah proyek strategis antara lain terminal internasional Cimbote, pelabuhan Pucallpa, pelabuhan Saramilisa dan Iquitos, serta jalur kereta Ica dan Lima–Barranca.
"Di pemerintahan saya, kami percaya bahwa pembangunan sebuah negara dibangun melalui investasi, keterbukaan perdagangan, teknologi, kerja sama, dan prospek masa depan," tuturnya.