JAKARTA, vozpublica.id - Implementasi program B20 dan B30 pada 2019 telah menghemat devisa negara sebesar Rp43,8 triliun. Pada 2020, Pertamina menargetkan penghematan devisa sebesar Rp63,4 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang.
“Seiring berjalannya waktu terdapat trend shifting pada penggunaan bahan bakar, yaitu semula bahan bakar fosil perlahan bergeser ke bahan bakar terbarukan. Pola pemenuhan energi nasional pun berubah dari sebelumnya mengandalkan foreign supply menjadi domestik supply. Untuk itu, kita harus terus berupaya memaksimalkan dalam hal pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya lokal yang kita miliki,” Wakil Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Budi Santoso Syarif, dalam keterangan persnya dilansir Jumat (17/7/2020)
Sebagaimana diketahui, Pertamina telah menggunakan FAME untuk program biodiesel sejak 2006 dan hingga 2017, selama 11 tahun, penyerapan FAME mencapai 9,2 juta KL. Pada 2018, Pertamina menjalankan Program B20 d imana penyerapan FAME sebesar 3,2 juta KL yang pencampurannya dilakukan di 69 lokasi.
Melalui Program B30, pada tahun 2019, penyerapan FAME meningkat tajam sebesar 5,5 juta KL dan tahun 2020 ditargetkan meningkat menjadi 8,38 juta KL.
Dia menuturkan Pertamina terus berusaha mengoptimalkan sumber daya yang ada di Indonesia dengan mengoptimalkan market dalam negeri, karena cukup besar. Mengolah kelapa sawit menjadi bahan bakar memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang amat sangat tinggi dan berpotensi mengurangi defisit transaksi negara. Sawit adalah bahan baku domestik yang transaksinya dilakukan dengan mata uang rupiah, dengan begitu akan berdampak positif pada pertumbuhan perekonomian nasional.