JAKARTA, vozpublica.id – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Jumlahnya mencapai kurang lebih 65,1 juta, dengan kontribusi ke PDB mencapai 61 persen dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini hingga 97 persen.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki yang hadir dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 mengatakan, bahwa inovasi terhadap kebijakan pembiayaan UMKM perlu diperkuat.
Dia mengapresiasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai perbankan yang memiliki concern terhadap UMKM. “Saya mengapresiasi apa yang dilakukan BRI dan kita tetap harus melakukan inovasi,” ujarnya.
Pertama, kata Teten, pembiayaan UMKM melalui rantai pasok untuk memberi kepastian pembiayaan atau kredit. Menurutnya, perlu ada kesungguhan dari berbagai pihak, baik BUMN maupun pemerintah untuk memberi kemudahan pembiayaan sektor produktif, terutama pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Teten menyebut, selama ini pembiayaan yang menjadi kebutuhan UMKM memiliki tantangannya, seperti 47 persen pembiayaan UMKM belum dapat terlayani oleh lembaga jasa keuangan.
“Maka pembiayaan UMKM harus terus diperbesar dan dipermudah untuk menjangkau karasteristik pelaku UMKM yang tidak seragam, ada mikro, kecil, dan menengah, tengkulak atau agregator,” tuturnya.
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa Indonesia patut bersyukur karena telah memiliki indeks literasi keuangan yang terus membaik, angkanya dari 38,03 persen pada 2019 naik ke 49,8 persen pada 2022. Sementara, indeks inklusi keuangan 2022 menjadi 85,10 persen meningkat dibandingkan 2019 yang hanya 76,19 persen.