JAKARTA, vozpublica.id - Pemerintah telah sukses menyelenggarakan Indonesia-Africa Forum II di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024. IAF II merupakan bentuk engagement Indonesia dengan negara-negara di Afrika, yang terfokus pada sektor perekonomian dan pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
IAF II dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo sekaligus menyambut empat kepala negara dan pemerintahan negara-negara Afrika yang hadir, yaitu Presiden Rwanda, Liberia, dan Ghana, serta Perdana Menteri Eswatini.
Dalam sambutannya, Jokowi menyambut hangat kehadiran para peserta dan menyampaikan apresiasi atas komitmen mereka untuk menghadiri forum penting ini di tengah berbagai tantangan global yang sedang dihadapi.
Pelaksanaan IAF 2024 mengundang sejumlah perusahaan dan UMKM Indonesia untuk dapat dilakukan business matching dengan para peserta IAF II yang merupakan sektor bisnis dari negara-negara di Afrika, salah satunya dari Afrika Selatan.
Dalam IAF II ini, KJRI Cape Town mengundang kehadiran Makkie Slemong, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai CEO Cape Town Film Studios selama 12 tahun, dan saat ini menjadi Executive President Asia Africa Film & TV Intercontinental Alliance (AAFTVIA).
"Selain itu, dengan mengutip Slemong yang menyatakan dirinya sebagai “Generalist”, beliau juga memegang jabatan sebagai Managing Director RMN Consultants Pty Ltd, yang merupakan konsultan bisnis di Cape Town beranggotakan sejumlah investor dengan tujuan membuka usaha pada berbagai bidang," ujar Konsul Jenderal RI Cape Town Tudiono dalam keterangannya dikutip, Rabu (4/9/2024).
Cakupan pengalaman dan jaringan kerjanya tersebut menghasilkan deliverables konkrit pada pelaksanaan IAF II. Dengan fasilitasi yang dilakukan KJRI Cape Town, pada hari Selasa, 3 September 2024, Slemong dalam kapasitasnya pada AAFTVIA membentuk kerja sama dalam bentuk Letter of Intent (LoI) dalam Kerja Sama Perfilman bersama dengan Summerland Production House Indonesia, yang diwakilkan oleh pendiri Rumah Produksi, Wendra Lingga Tan.
Kerja Sama Perfilman tersebut merupakan hasil penjajakan langsung Konsul Jenderal RI yang mengusung cerita romansa dengan latar belakang tragedi Tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 dan hubungan Indonesia-Afsel.
"LoI Kerja Sama Perfilman yang terbentuk saat ini akan terfokus pada produksi film tersebut, dengan AAFTVIA menyediakan keahlian dan asistensinya kepada Rumah Produksi Summerland," tuturnya.
Selain itu, tidak ditutup kemungkinan para pihak melakukan kolaborasi lebih lanjut dalam produksi film atau penciptaan content bersama.
Seperti disampaikan pada Slemong pada pembukaannya sebelum penandatanganan dilakukan, bahwa kerja sama ini merupakan kali pertama produksi film dilakukan Afrika Selatan dengan negara lain, dalam kesempatan ini Indonesia. Diharapkan ini dapat menjadi titik awal kerja sama antar ke dua negara dalam bentuk ekonomi kreatif lain dalam masa mendatang.
Pada kesempatan pelaksanaan IAF II, hadir pula Tirta Ayu Spa, yang merupakan Spa tradisional Indonesia, yang sekaligus memproduksi produk-produk natural spa secara mandiri. Tirta Ayu Spa telah membuka dua lokasi spa di Eswatini, dan dengan kesuksesan yang telah didapatkan, Tirta Ayu ingin meluaskan cakupan kerjanya ke Afrika Selatan.
Alasan lain yang mendorong ekspansi tersebut, adalah sejumlah client yang datang ke Tirta Ayu Spa di Eswatini berasal dari Afrika Selatan, yang beberapa di antaranya melakukan perjalanan dari Afrika Selatan ke Eswatini khusus untuk spa treatment di Tirta Ayu Spa.