NEW DELHI, vozpublica.id - India diperkirakan bakal melarang pabrik untuk mengekspor gula mulai Oktober 2023 karena kurangnya curah hujan yang mengurangi hasil produksi tebu, menurut tiga sumber pemerintah. Penghentian ini merupakan pertama kalinya dalam tujuh tahun ke belakang.
Mengutip Reuters, absennya India dari pasar dunia kemungkinan besar akan meningkatkan harga-harga acuan di New York dan London yang telah mencapai harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikhawatirkan akan memicu inflasi lebih lanjut di pasar pangan global.
“Fokus utama kami adalah memenuhi kebutuhan gula lokal dan memproduksi etanol dari kelebihan tebu. Untuk musim mendatang, kami tidak akan memiliki cukup gula untuk dialokasikan pada kuota ekspor," kata sumber pemerintah dikutip, Kamis (24/8/2023).
Adapun, Pemerintah India mengizinkan pabrik gula mengekspor hanya 6,1 juta ton gula hingga 30 September mendatang, setelah membiarkan pabrik mengekspor 11,1 juta ton gula pada musim lalu.
Hujan monsun di distrik penghasil tebu terbesar di negara bagian barat Maharashtra dan negara bagian selatan Karnataka, yang bersama-sama menyumbang lebih dari setengah total produksi gula India, berada 50 persen di bawah rata-rata sepanjang tahun ini.
Hujan yang tidak merata ini akan mengurangi produksi gula pada musim 2023/24 dan bahkan mengurangi penanaman pada musim 2024/25, menurut seorang pejabat industri.