SANUR, vozpublica.id - Hatten Wines, pionir pembuat wine di Bali tetap fokus pada inovasi dan ekspansi di usianya yang memasuki 30 tahun. Kilang anggur pertama di Pulau Dewata ini berencana memperkenalkan varietas anggur dan metode penanaman baru di kebunnya.
Kilang anggur Hatten Wines yang didirikan pada 1994 melalui anak perusahaan PT Arpan Bali Utama, berawal dari satu produk wine rosé yang dibuat dari varietas anggur asli Bali, Alphonse Lavallée. Operasinya resmi di bawah PT Hatten Bali pada tahun 2000 yang berkembang pesat dan saat ini mengelola sekitar 60 hektare vineyard atau kebun anggur dengan berbagai varietas di Kabupaten Singaraja.
Pendiri & CEO Hatten Wines, Ida Bagus Rai Budarsa mengatakan, pihaknya berencana mengembangkan perkebunan dan pabrik anggur di wilayah Gianyar pada tahun 2026. Lokasi ini lebih dekat dari winery di Sanur, Bali Selatan.
“Salah satu rencana itu, karena pabrik kami sudah hampir maksimal lokasinya. Kami sudah incar Gianyar karena dekat sini. Targetnya mungkin baru 2026,” kata Ida Bagus Rai Budarsa saat diwawancarai usai acara Hatten Wines 30th Anniversary Dinner di The Cellardoor of Hatten Wines, Sanur, Bali, akhir pekan lalu.
Kebun anggur baru di Gianyar itu diharapkan bisa sekaligus menjadi destinasi wisata baru. Apalagi, lokasinya dekat dengan winery Hatten Wines di Sanur yang bisa ditempuh dengan waktu lebih singkat.
“Di kebun kita kan 4-5 jam ke sana (Sanggalangit, Singaraja). Kalau kita buat di sini yang bagus, sekalian jadi destinasi wisata, ga perlu 4-5 jam ke sana,” kata Gus Rai, sapaannya.
Hatten Wines resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Januari 2023 lalu dengan melepas 678 juta lembar saham. Ini setara dengan 25,02 persen dari modal disetor dan ditempatkan. Lewat aksi korporasi ini, Hatten Wines yang diperdagangkan dengan simbol WINE menerima dana segar senilai Rp87,46 miliar.
WINE membukukan laba bersih sebesar Rp42,4 miliar sepanjang tahun 2023, naik 100 persen jika dibandingkan dengan 2022 sebesar Rp21,23 miliar. Laba yang dilaporkan tersebut ditopang penjualan bersih Rp253,67 miliar, naik 34 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp189,38 miliar.