Kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia menunda pertemuan untuk membahas kebijakan berikutnya pada 5 Desember mendatang. OPEC+ diperkirakan akan memutuskan perpanjangan pemangkasan produksi lebih lanjut.
Analis Saxo Bank Ole Hansen menuturkan, setelah dua kali ditunda, OPEC+ harus mempertimbangkan risiko pelemahan harga lebih lanjut di tengah konflik Timur Tengah.
"Terutama karena ekspektasi produksi yang kuat dari produsen non-OPEC+ tahun depan dapat menyebabkan surplus minyak mentah," kata Hansen.
Harga minyak mentah Brent diperkirakan bisa mencapai rata-rata 74,53 dolar AS per barel pada tahun 2025, menurut jajak pendapat Reuters yang melibatkan 41 analis. Ini menandai revisi penurunan bulanan ketujuh berturut-turut.