“Gangguan produksi minyak Libya saat ini dapat memberi ruang bagi pasokan tambahan dari OPEC+. Namun, fluktuasi ini telah menjadi hal yang lumrah selama beberapa tahun terakhir, yang berarti penghentian produksi mungkin hanya berlangsung sebentar," ujar Kepala Analis Komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop.
Adapun, perusahaan Minyak Teluk Arab Libya melanjutkan produksi sekitar 120.000 barel per hari (bph) pada hari Minggu, untuk memasok pembangkit listrik di pelabuhan Hariga.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak mulai Oktober.
Delapan anggota OPEC+ dijadwalkan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 bph pada bulan Oktober sebagai bagian dari rencana untuk mulai menghentikan pemotongan pasokan terbaru mereka sebesar 2,2 juta bph sambil mempertahankan pemotongan lainnya hingga akhir tahun 2025.