JAKARTA, vozpublica.id - Guo Guangchang merupakan ketua sekaligus pendiri Fosun International. Miliarder asal China ini diketahui sempat untung besar dari bisnis vaksin di masa pandemi Covid-19.
Pria kelahiran tahun 1967 ini meraih keuntungan berkat kemitraan dengan BioNTech dan Pfizer, di mana salah satu vaksinnya merupakan vaksin yang laris dan sukses di dunia. Vaksin tersebut berhasil salam melawan virus corona.
Namun hampir setahun kemudian, suntikan dengan vaksin Pfizer-BioNTech masih belum disetujui di China daratan. Bahkan dalam beberapa waktu kemudian Beijing justru memberikan dukungannya pada vaksin mRNA buatan sendiri dari Walvax Biotechnology Co.
Menurut data Forbes, Guo merupakan orang terkaya ke-50 di China pada 2021. Kini harta kekayaan Guo tercatat sebesar 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp38,68 triliun.
Pada tahun 1992, Guo mendirikan Guangxin Technology Development Company Ltd, bersama temannya, Liang Zinjun dan Tan Jia, yang merupakan salah satu yang pertama menggunakan metode ilmiah dalam riset pasar di daratan Tiongkok.
Kemudian, paa tahun 1994, Guo menjadi ketua Fosun Group dan berinvestasi dalam asuransi, farmasi dan perawatan kesehatan, properti, baja, pertambangan, ritel, jasa, keuangan dan investasi lainnya sehingga menciptakan salah satu perusahaan swasta terbesar di China, Fosun International yang mempekerjakan lebih dari 74.000 orang.
Pada tahun 2007, Fosun International perusahaan induk Fosun, terdaftar di HKSE. Fosun telah bekerja sama dengan IFC dalam bisnis reasuransi, berinvestasi di Club Med of France, perusahaan asuransi Fidelidade Seguros dari Portugal dan Folli Follie dari Yunani untuk bersama-sama mengeksplorasi peluang yang dibawa oleh pertumbuhan China ekonomi.