PT Bayan Resources Tbk (BYAN) merupakan perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memegang lima Kontrak Karya Batubara (PKP2B) dan 16 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan total luas konsesi 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sepanjang tahun 2021, perusahaan ini berhasil menjual batu bara sebanyak 40 juta ton, atau naik 11,11 persen dari penjualan tahun 2020, yakni 36 juta ton.
Bayan Group merupakan salah satu grup pertambangan batu bara terbesar di Indonesia milik orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong. Bayan Group memproduksi batu bara mulai dari batu bara kokas semi lunak hingga batu bara sub-bituminous rendah sulfur yang ramah lingkungan.
Bayan Group memiliki hak eksklusif untuk menambang di bawah lima Kontrak Karya Batubara (CCOW) dan enam belas Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dengan total konsesi seluas 138.524 Ha, sebuah area yang kira-kira dua kali luas negara Singapura.
Emiten pertambangan batu bara, Bumi Resources (BUMI), merupakan produsen terbesar batu bara termal Indonesia. Produksi besar ini diperoleh dari operasi dua tambang raksasa di pulau Kalimantan yakni Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia.
Selain produsen terbesar, BUMI juga merupakan perusahaan yang memiliki total cadangan dan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia. Hingga akhir tahun lalu, cadangan batu bara BUMI mencapai 2,5 miliar MT dengan sumber daya tercatat sebesar 9,8 miliar MT. Segmen usaha tersebut dikelola oleh tiga perusahaan yakni KPC, Arutmin dan PT Pendopo Energi Batubara yang berlokasi di Sumatera Selatan.
BUMI sendiri masih tergabung dan dikendalikan oleh Grup Bakrie, meskipun saat ini kepemilikannya telah berkurang signifikan. Long Haul Holdings merupakan perusahaan offshore yang terafiliasi dengan Grup Bakrie dan bertindak sebagai pengendali BUMI. Meski demikian kepemilikan saham Long Haul di BUMI saat ini tidak mencapai 5 persen.