Pertumbuhan kredit ini merata di seluruh wilayah, menjangkau sektor-sektor prospektif seperti konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya.
Melalui sinergi yang optimal, segmen UMKM Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan kredit mikro produktif yang tumbuh 12,6 persen secara tahunan pada akhir kuartal II 2025.
Selain itu, Novita juga menegaskan bahwa kinerja keuangan Bank Mandiri tetap didampingi dengan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara gross bank only terjaga di level 1,08 persen, jauh lebih baik dari rata-rata industri yang sebesar 2,22 persen.
Rasio pencadangan (NPL Coverage Ratio) juga mencapai 273 persen, mencerminkan ketahanan finansial yang kuat.
"Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” ucapnya.
Adapun, total Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.828 triliun, meningkat 10,7 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4 persen, memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.